Terapi Terbaru Pengobatan Hemofilia

VIVAnews - Kini, ditemukan konsentrat faktor pembekuan (recombinant antihemophilic factor VIII) bagi pengidap Hemofilia A. Ditengarai hadirnya konsentrat faktor pembekuan atau Faktor Delapan (FVIII) ini merupakan terobosan baru yang akan sangat membantu penderita Hemofilia A dalam menjalani terapi pengobatan.

Hemofilia merupakan penyakit genetis, disebabkan protein yang diperlukan untuk pembekuan perdarahan jumlahnya sangat sedikit atau tidak ada dalam tubuh. Penyakit ini ditandai darah sulit membeku secara normal.

Hemofilia A adalah jenis penyakit ini yang kasusnya paling banyak ditemukan. Hemofilia A disebabkan karena aktivitas protein pembeku darah faktor VIII berkurang atau menurun.

"Gejala akut yang dialami penderita Hemofilia A adalah sulit menghentikan perdarahan, kaku sendi, tubuh membengkak, muncul rasa panas dan nyeri pascaperdarahan. Akibatnya, pada banyak kasus penderita mengalami keterbatasan gerak sendi," kata Prof. Dr. Karmel Tambunan, SpPD, KHOM dalam diskusi publik Terobosan Baru dalam Pengobatan Hemofilia A yang diselenggarakan di Hotel Hyatt, Jakarta Pusat, pekan lalu.

"Sedangkan pada gejala kronis, penderita mengalami kerusakan jaringan persendian permanen akibat peradangan parah, perubahan bentuk sendi dan pergeseran sendi, penyusutan otot sekitar sendi hingga penurunan kemampuan motorik penderita dan gejala lainnya,” lanjut Karmel.

Karmel juga menjelaskan pengobatan Hemofilia dalam perkembangannya dilakukan dengan metode  imunisasi analgesik, transfusi darah, dan penggunaan produk infus untuk menggantikan faktor pembekuan yang dilakukan setelah terjadi perdarahan (therapy on-demand).

Namun, makin lama makin meluas menjadi bersifat pencegahan terhadap perdarahan (terapi prophylaxis), yaitu ditemukannya konsentrat faktor pembekuan. Sehingga, penderita hemofilia bisa melakukan infus faktor VIII secara rutin untuk mempertahankan kadar konsentrasi protein pembekuan dalam darah yang dibutuhkan.

Adapun Prof. Dr. Djajadiman Gatot, SpA (K) yang juga menjadi pembicara juga dalam diskusi tersebut menerangkan, pengobatan definitif yang bisa dilakukan oleh penderita Hemofilia adalah dengan metode RICE, singkatan dari Rest, Ice, Compression, dan Elevation.

Pembongkaran Pasar Kutabumi Diwarnai Kerusuhan, Sejumlah Orang Mengalami Luka-luka

Penjabarannya:
- Rest. Penderita harus senantiasa beristirahat, dan jangan banyak melakukan kegiatan berat atau yang sifatnya kontak fisik.
- Ice. Jika terjadi luka segera perdarahan itu dibekukan dengan mengkompresnya dengan es.
- Compression. Dalam hal ini, luka itu juga harus dibebat atau dibalut dengan perban.
- Elevation. Berbaring dan meninggikan luka tersebut lebih tinggi dari posisi jantung.

Penderita Hemofilia A tergolong rentan terhadap aktivitas olahraga. Namun, menurut Djajadiman, penderita Hemofilia A boleh saja berolahraga. Pilih olahraga ringan, seperti bermain bilyar. Sehingga, mengurangi risiko terjadinya luka atau cedera yang mengakibatkan perdarahan.

"Untuk terapi rutin atau pencegahan bisa saja, tapi perawatannya lebih mahal, sambung Djajadiman. Sekedar informasi, untuk faktor VIII ukuran 250 international unit harganya adalah sekitar Rp.1,2 juta hingga Rp.1,5 juta. "Umur obat ini (faktor VIII) hanya bertahan selama 12 jam. Jadi, harus disuntikkan setiap 12 jam atau 2 kali sehari. Dan, karena penyakit ini merupakan penyakit genetis, pengobatan ini diperlukan seumur hidup.

Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor atau Gus Muhdlor usai halal bihalal di Pendopo Delta Wibawa Sidoarjo.

Mangkir dari Pemeriksaan, KPK Bakal Panggil Lagi Gus Muhdlor Pekan Depan

KPK berencana akan memanggil Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor pada pekan depan terkait dugaan korupsi pemotongan insentif pegawai BPBD di Sidoarjo.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024