VIVAnews - Sepatu tumit tinggi memang seperti serigala berbulu domba. Sepatu ini dapat membuat postur terlihat lebih menawan dan kaki lebih jenjang. Namun, terlalu lama memakai sepatu cantik ini juga bisa berbalik membuat kelainan pada kaki, bahkan punggung dan otak.
Harian The Daily Mail mengutip laporan acara kecantikan di Inggris, The Vitality Show menunjukkan lebih dari 200 ribu perempuan Inggris membutuhkan perawatan medis untuk memperbaiki kondisi kaki pada 2009. Sekitar 10 ribu di antaranya membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit. Hal itu karena penggunaan sepatu tumit tinggi dalam waktu lama.
Salah satu masalah serius yang muncul karena penggunaan sepatu tumit tinggi adalah pembengkakan atau cacat pada jari-jari kaki (bunion). Untuk mengatasinya harus dilakukan pembedahan. Gejala yang paling umum adalah jari membentuk seperti palu (jari kaki menjadi bengkok karena cacat sendi), tendon dan kerusakan saraf, serta nyeri di tibia (tulang yang berperan untuk menggerakan kaki bawah).
Namun Anda tidak perlu 100 persen menghindari sepatu tumit tinggi. Laman Allure Daily Beauty Reporter menulis cara menggunakan sepatu ini tanpa menyakiti diri sendiri:
- Beli sepatu hak tinggi satu nomor lebih besar agar jari Anda dapat bergerak dengan leluasa di dalamnya. Sepatu yang terlalu pas atau bahkan kekecilan memiliki risiko mendatangkan sakit yang lebih besar daripada sepatu yang agak longgar.
- Atur jatuhnya bobot tubuh Anda. Saat Anda mengenakan sepatu tumit tinggi, sebagian besar bobot akan ditopang bantalan kaki (telapak kaki bagian depan). Anda harus bisa mendistribusikan beban itu ke bagian lain dengan memilih cara jalan yang benar. Usahakan agar tumit dan bantalan kaki menapak pada saat bersamaan.
- Ayunkan langkah lebih lebar dari biasanya. Ini akan membuat tubuh Anda terlihat lebih anggun dan lebih mengayun ke belakang.
- Jangan pernah sekali pun berpikir untuk menenggak minuman beralkohol saat menggunakan sepatu hak tinggi.
Kemungkinan yang Bakal Terjadi Kalau Indonesia tak Dijajah
Berikut adalah gambaran jika Indonesia tak pernah dijajah dan skenario yang mungkin terjadi pada bangsa kita. Pemaparan ini dipaparkan oleh Sejarawan Unas Andi Achdian.
