Berapa Usia Anak Paling Badung?

Anak Narkoba
Sumber :
  • doc Corbis

VIVAnews - Ketika anak memasuki usia remaja bisa dibilang merupakan waktu yang mengkhawatirkan. Saat beranjak remaja, anak akan banyak mendapat pengaruh dari lingkungannya, entah itu yang positif maupun negatif.

Menakar Peluang Timnas Indonesia Lolos ke Piala Dunia 2026, Ada Berapa Tahap Lagi?

Penelitian pada 86 anak lelaki dan pria usia 9 hingga 35 tahun yang bermain judi di komputer, menemukan anak remaja lebih menikmati situasi yang penuh risiko. Dan, ternyata remaja usia 14 tahun yang paling banyak melakukan kesalahan. Tidak seperti anak-anak, remaja juga menimbang efek baik dan buruk dari tindakan mereka. Hanya saja mereka lebih memilih bersenang-senang dibandingkan bermain dengan aman.

Remaja yang suka minum minuman beralkohol, menggunakan obat terlarang dan melakukan hubungan seks secara bebas, menurut penelitian ini memang "diprogram" untuk mengambil risiko besar. Mereka memang lebih menikmati perilaku berbahaya.

"Alasan para remaja mengambil risiko bukan terletak pada kosekuensinya. Hal itu memang karena mereka memilih risiko. Ini merupakan bukti pertama, berdasarkan penelitian, yang menunjukkan bahwa remaja adalah pengambil risiko. Kami ingin menjelaskan alasan remaja suka berperilaku berisiko tinggi seperti menggunakan obat terlarang dan seks bebas," kata Dr Stephanie Burnett, ahli saraf dari University College London (UCL), seperi VIVAnews kutip dari Telegraph.co.uk.

Penelitian ini, melibatkan para remaja yang diminta untuk bermain permainan di komputer. Permainan tersebut, menuntut mereka mengambil keputusan besar untuk bisa menang. Setelah itu, para peneliti mengukur respon emosi dengan merekam bagaimana kepuasan dan ketidakpuasan mereka. Dalam permainan, para partisipan diberikan dua pilihan yaitu kesempatan untuk memenangkan banyak uang atau menyimpan uang dan memenangkan sedikit uang

Peneliti menemukan awal masa remaja ditandai dengan peningkatan rasa senang, yang timbul dari memenangkan situasi "lucky escape". Menurut para peneliti hal ini bisa membantu menjelaskan mengapa remaja lebih cenderung untuk mengambil risiko yang lebih besar.

"Saat remaja otak masih berkembang, dan secara regular sistem dopamin membantu kita merasakan kesenangan. Artinya kita harus memberikan edukasi secara jelas agar anak remaja mengerti bahaya alkohol, obat-obatan dan hal berbahaya lainnya. Mengatakan kepada remaja sesuatu yang berisiko terkadang bisa menjadi bumerang, dan penelitian ini menjelaskan mengapa hal itu bisa terjadi," kata Dr. Burnett. 

Dari penelitian diketahui pria lebih mengambil risiko dalam hal berhubungan seks. Menurut Dr. Sarah-Jayne Blakemore, asisten peneliti, hal itu memberikan kontribusi yang disebut "paradoks kesehatan" masa remaja. Yaitu, ketika mereka dalam keadaan sehat maksimal risiko kematian juga sangat tinggi.

Pembakar Al-Quran Salwan Momika 'Diusir' dari Swedia, Kini Pindah ke Norwegia
Pihak Rusia keluarkan potret pelaku ISIS terorisme di Moskow

Marah Anggotanya Disiksa, ISIS Rilis Video Ancam Bunuh Presiden Putin: Berhenti Siksa Anggota Kami!

Kelompok teroris ISIS baru saja telah merilis sebuah video teror yang mengancam Rusia dan Presiden Vladimir Putin karena menyiksa para anggotanya saat berada di dalam tah

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024