Mengapa Jangan Bertengkar Depan Anak

Tunjangan anak
Sumber :
  • doc. Corbis

VIVAnews - Setiap pasangan pernah mengalami pertengkaran. Acapkali, perang mulut tak bisa dikendalikan hanya dalam kamar dan terjadi di hadapan anak-anak.

Penelitian menunjukkan konflik dan pertengkaran bisa dipecahkan atau tidak bisa diselesaikan saat itu juga. Pada tahap tertentu, pertengkaran penting untuk kesehatan hubungan.

Namun, sebisa mungkin sebaiknya jangan bertengkar di depan anak. Hasil penelitian banyak pakar psikologi menyebutkan, tidak satu pun anak di dunia suka melihat orangtuanya bertengkar. Tak peduli berapa pun usia anak, atau reaksinya saat pertengkaran terjadi.

Masalahnya, jika sering melihat Anda dan pasangan bertengkar, anak bisa meragukan kebahagiaan dan kedamaian yang dijanjikan sebuah ikatan perkawinan. Kemungkinan terbesar, jika orangtua tidak menyadari hal ini, anak akan mengalami trauma. Bisa jadi, setelah anak beranjak remaja dan dewasa, dia akan malas atau takut menikah, sebab dalam pikirannya untuk apa menikah kalau nantinya sering diisi pertengkaran.

Efek lain anak sering menyaksikan orangtua bertengkar adalah si kecil bisa jadi individu minder dan tidak percaya diri. Pasalnya, mendengar orangtua yang disayanginya bertengkar sangat melukai hati si kecil. Dia pun kerap kebingungan menempatkan posisi di mana harus berada, membela Ibu atau Ayah? Perasaan dilematis inilah yang kemudian mengganggu pemikirannya.

Jadi, jikapun terpaksa beradu mulut di depan anak-anak, usahakan untuk tetap menjaga kesopanan tanpa kekerasan. Berikut beberapa tips apabila pasangan harus bertengkar di hadapan anak-anak:

1. Jangan melibatkan kekerasan fisik

Pasangan tidak boleh saling memukul atau melempar barang-barang. Jangan membuat anak-anak Anda semakin takut dengan melakukan hal-hal yang melanggar serta membanting pintu.

2. Jangan mengkritik pasangan Anda dengan generalisasi
Jangan pernah mengkritik pasangan dengan sesuatu yang sangat umum seperti "Kamu tidak pernah memikirkan orang lain selain dirimu sendiri,". Lebih baik mengkritiknya tindakan spesifiknya seperti "Sangat menjengkelkan saat kamu lupa mempersiapkan perlengkapan."

3. Anak-anak dapat merasakan perang dingin
Jangan berpikir anak-anak tidak dapat merasakan perang dingin orangtuanya yang bertengkar dan saling 'diam'.

4. Jangan meminta anak-anak memilih
Saat bertengkar dengan pasangan, jangan membuat anak-anak bingung dengan menyuruh melaporkan kelakuan pasangan atau memilih salah satu diantara orangtuanya.

5. Lindungi anak-anak dari informasi tertentu
Jangan mengungkapkan informasi selama pertengkaran mengenai keuangan, kehidupan seks, kebiasaan Anda berdua, kekhawatiran memgenai pekerjaan dan sebagainya. Mereka akan terpengaruh dan turut cemas

6. Bila terpaksa bertengkar di hadapan anak, sebaiknya selesaikan masalahnya
Terkadang Anda dan pasangan tak dapat menghindari bertengkar di hadapan anak. Cobalah untuk melakukannya hanya jika kalian berdua dapat menyelesaikan masalah tersebut. Ini mengajarkan anak-anak bahwa bertengkar juga bisa mendatangkan solusi.

Lebih penting lagi, selama bertengkar Anda bisa memperlihatkan kasih sayang dan sesekali bercanda meski tidak mudah. Bila dapat mengelola konflik dan pertengkaran dengan baik, akan membawa pelajaran berharga bukan saja bagi kalian tetapi juga bagi anak-anak.

Nikita Mirzani Ngaku Dapat Kekerasan dari Mantan, Psikolog Bilang Begini
Lori Schappell dan George Schappell ,62, meninggal pada tanggal 7 April 2024.

Hidup dengan Kepala Menempel Selama 62 Tahun, Kembar Siam Tertua di Dunia Tutup Usia

Kembar siam tertua di dunia meninggal pada usia 62 tahun. Guinness World Records mengkonfirmasi kematian tersebut dalam sebuah pengumuman pada hari Jumat 12 April 2024.

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024