Sisi Baik Jadi Pemarah

Ilustrasi Marah
Sumber :
  • www.iluvislam.com

VIVAnews - Sering marah-marah sering dikatakan akan membawa pengaruh buruk dalam diri seseorang. Tetapi, ternyata terdapat sisi positif dari marah-marah.

Menurut psikolog Joe Forgas di University of New South Wales di Sydney, Australia, efek negatif kebahagiaan yang berasal dari kecenderungan suasana hati yang ceria bisa meninabobokan Anda ke dalam perasaan aman, sehingga Anda melihat ke dalam dan berperilaku baik, egois serta lebih santai.

"Orang-orang dalam suasana hati yang positif umumnya lebih mengandalkan pikiran dan preferensi mereka sendiri, dan kurang memperhatikan dunia luar dan norma-norma sosial," kata Forgas.

Untuk mengetahui pengaruh kebahagiaan pada egoisme, Forgas dan rekannya Hui Bing Tan menempatkan 45 siswa dalam suasana hati yang baik dan buruk dengan memberikan umpan balik positif dan negatif pada tes "kognitif".

Tes itu palsu dan tidak mengukur kognisi, sedangkan umpan balik melahirkan tidak ada hubungannya dengan kinerja mereka.

Setelah menggunakan kuesioner untuk menetapkan bahwa para relawan benar-benar senang atau sedih, Forgas dan Tan memberikan masing-masing 10 tiket undian untuk hadiah 20 dollar Australia. Para siswa dapat memilih antara beberapa tiket mereka dengan yang lain.

Dalam tes lain, Forgas dan Tan menggunakan klip film untuk mengatur suasana hati. Setengah dari kelompok 72 orang siswa disuguhkan klip 10 menit TV komedi Inggris Fawlty Towers, sedangkan setengah lainnya disuguhkan tayangan film suram Abu Angela''s.

Setelah mengambil kuesioner untuk melakukan tes mood, kali ini siswa ditunjukkan gambar seorang teman mereka bisa berbagi tiket dengan undian mereka, dengan tujuan membuat gagasan berbagi lebih jelas dari kasus mahasiswa hipotetis. Sekali lagi, para siswa kurang senang untuk berbagi.

Forgas' menyimpulkan bahwa orang-orang bahagia lebih berfokus pada keinginan mereka sendiri. "Mood positif dalam arti sinyal evolusi, sadar menginformasikan orang-orang bahwa situasi yang mereka hadapi adalah aman dan tidak mengancam," katanya.

Hal ini mendorong orang untuk lebih mengandalkan pikiran dan preferensi mereka sendiri, dengan hasilnya adalah egosime.

Di sisi lain, menjadi pemarah atau kesedihan menghasilkan respon lebih waspada, memiliki pemikiran dan berwawasan jauh ke depan.

"Suasana hati yang negatif menghasilkan sebuah gaya berpikir yang lebih rinci dan penuh perhatian, dan memberi perhatian lebih pada tuntutan lingkungan eksternal," kata Forgas.

Studi ini telah dipublikasikan dalam Journal of Experimental Psikologi Sosial.(ywn)

Ketua Umum Projo Isyaratkan Mesti Ada Parpol di Luar Pemerintahan Prabowo-Gibran
Petugas KPU Masukkan Dokumen ke Sistem Informasi Rekapitulasi atau Sirekap

Tetap Gunakan Sirekap di Pilkada Serentak, KPU: Kami Punya Kewajiban untuk Terbuka

Komisioner KPU RI Idham Holik mengatakan pihaknya akan memperbaiki Sirekap sesuai pertimbangan yang disampaikan oleh MK dalam sidang sengketa Pilpres 2024.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024