Seberapa Efektifkah Alat Kontrasepsi Anda

VIVAnews - Tidak sedikit wanita yang tetap hamil meski sudah memakai alat kontrasepsi. Kondisi ini kerap membuat mereka kecewa dan merasa 'tertipu' dengan alat kontrasepsi yang mereka pakai. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Ada seribu satu kemungkinan untuk menjawab hal ini. Namun sebaiknya setiap wanita mengetahui secara detil jenis-jenis alat kontrasepsi sebelum memilih menggunakan salah satunya. Dan yang terpenting, mengetahui seberapa besar efektivitasnya.

Derek Llwellyn-Jones dalam bukunya Setiap Wanita membeberkan jenis-jenis kontrasepsi yang perlu diketahui kaum hawa dan plus minusnya.

Douching
Banyak wanita percaya, jika mereka menyemprot vagina segera setelah senggama bisa mencegah terjadinya kehamilan. Ini tidak benar, karena sperma masuk ke leher rahim segera setelah dikeluarkan. Penyemprotan hanya mencuci vagina. Jadi douching bukan metode kontrasepsi dan mempunyai kekurangan lain.

Jelly

Bahan mengandung zat kimia yang akan membunuh sperma jika bersentuhan selama beberapa waktu. Ini metode kontrasepsi yang kurang baik. Sekitar 35 orang dari 100 orang wanita menggunakannya selama setahun, tetapi kemudian mereka hamil.

Diafragma Vagina
Seperti namanya, diafragma vagina, atau cungkup Belanda, terdiri dari karet tipis yang terselubung logam datar. Diafragma dibuat dalam beberapa ukuran. Keuntungan alat ini, tidak mempunyai efek samping sama sekali, bahkan melindungi terhadap kanker leher rahim. Karena pemakaiannya yang rumit, popularitas diafragma berkurang. Tingkat kehamilan metode ini kurang dari empat per 100 wanita per tahun.

Hormonal

Bagi kebanyakan wanita, kontrasepsi hormonal berarti meminum pil. Sejak pertama kali digunkan pada 1955 lalu, jumlah wanita yang minum pil setiap waktu terus meningkat. Pil kontrasepsi berisi esterogen dan progesteron. Tapi jika wanita minum pil, tidak boleh melupakannya sehari pun karena hormon segera menjadi tidak efektif di dalam tubuh dan kadarnya bisa turun sangat rendah. Pil harus diminum setiap hari selama 21 hari dan kemudian dihentikan selama tujuh hari.

Jika seorang wanita menghitung keuntungan dan kerugian kontrasepsi hormonal, dia harus mengetahui seberapa efisien dalam melindungi kehamilan yang tidak diinginkan. Kontrasepsi oral, pil, adalah yang paling aman diminum setiap hari dengan jaminan perlindungan 100 persen, tingkat kehamilan 0,3 per wanita per tahun. Sedangkan injeksi, jika dihubungkan dengan tingkat kehamilan sekitar 0,25 per 100 wanita per tahun, sedangkan mini pil dengan tingkat kehamilan dua per 100 wanita per tahun.

Namun penggunaan alat kontrasepsi hormonal memiliki sejumlah efek samping, yakni tumbuhnya jerawat, tekanan darah tinggi, depresi, sakit kepala/migrain, serangan jantungm, haid yang berkurang jumlahnya, mual-mual, keputihan, dan penambahan berat badan.

IUD

IUD dipilih beberapa wanita yang ingin menghindari kehamilan. IUD memiliki keunggulan dibandingkan pil. Setelah diletakkan di rahim, pemakainya tidak harus mengerjakan hal lain untuk melindungi diri. Tidak harus mengingat minum pil setiap hari, dapat bersenggama dengan aman dan tanpa cemas sewaktu-waktu.

IUD menyebabkan perubahan lingkungan di dalam lingkungan rahim yang menyebabkan saluran rahim bermusuhan dengan sel telur. Semakin besar alat ini semakin kecil kemungkinan hamilnya. Namun semakin besar alat ini semakin besar kemungkinan wanita mengalami kram dan sulit haid.

Sebagai metode kontrasepsi, IUD tidak efisien seperti halnya pil atau injeksi. Sekitar dua orang dari 100 orang wanita hamil setelah mengenakan IUD.

Pemotongan Saluran Telur

Pemotongan saluran telur bersifat permanen. Sering juga disebut sterilisasi. Saluran telur adalah tabung yang merentang pada ujung atas rahim menuju kandung telur. Dari penelitian, setelah pemotongan saluran telus, lebih dari 99 persen wanita mengaku sangat puas. Tidak ada efak samping dan pasangan tidak memerlukan langkah pencegahan kontrasepsi yang lain.

Kemenko Polhukam Susun Rencana Bangun Sistem Pertahanan Semesta di IKN
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita

Golkar: Kabinet Tidak Boleh Dibatasi karena Prerogatif Presiden

Wakil Ketua Umum Golkar mengatakan bahwa tak boleh ada pembatasan dalam membentuk kabinet, karena merupakan hak prerogatif presiden.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024