Hari Kanker Sedunia

Pada 2020, Angka Meningkat Hampir 20 Juta

VIVAnews - Kanker merupakan penyakit yang tidak diketahui penyebabnya secara pasti, tetapi dipengaruhi oleh banyak faktor risiko. Seperti merokok, diet yang tidak sehat, faktor lingkungan, obesitas, kurang aktivitas fisik, dan stres

“Pada 2020 jumlah penderita baru penyakit kanker diperkirakan meningkat hampir 20 juta orang. Sebanyak 84 juta orang di antaranya akan meninggal dunia pada sepuluh tahun ke depan bila tidak dilakukan intervensi yang memadai, ” ujar Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan, Prof.dr. Tjandra Yoga Aditama dalam sambutannya pada Peringatan Hari Kanker Sedunia di Gedung BKKBN hari ini.

Berdasarkan estimasi WHO, faktor obesitas dan kurang aktivitas fisik menyumbangkan 30 persen risiko terjadinya penyakit kanker.Sedangkan data statistik rumah sakit dalam Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2006 menunjukkan bahwa kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap (19,64 %), disusul kanker leher rahim (11,07 %), kanker hati dan saluran empedu intrahepatik (8,12%), Limfoma non Hodgkin (6,77%) dan Leukimia (5,93%).  “Leukimia merupakan kanker yang sering terjadi pada anak,” katanya Tjandra.

Tjandra melanjutkan untuk mengurangi dan mencegah faktor risiko terjadinya kanker selain mengkampanyekan aktivitas fisik dan diet seimbang perlu juga terus-menerus dilakukan kampanye untuk menjaga keseimbangan antara energi (kalori) yang didapat dengan energi yang dikeluarkan. Melakukan perubahan kebiasaan sedentary (hanya duduk-duduk tanpa aktivitas fisik) yang akhir-akhir ini semakin luas perlu diubah.

Dengan perkembangan ilmu dan teknologi seperti televisi, komputer, internet, dan play station bisa menyebabkan tubuh menjadi tidak aktif sehingga meningkatkan angka obesitas. Untuk mengimbanginya, tentunya harus dibarengi dengan aktifitas fisik yang cukup.

Sementara itu Ketua III Pengurus Pusat Yayasan Kanker Indonesia, Sumarjati Arjoso menambahkan penyakit kanker tidak bisa terlihat dengan kasat mata dan untuk mengetahuinya perlu didiagnosa dengan proses yang cukup panjang. Olehkarenanya, untuk sementara perlu meningkatkan pengetahun tentang ciri kanker. Karena saat ini baik petugas kesehatan apalagi masyarakat awam banyak yang tidak paham tentang kanker.

“Untuk stadium awal ciri-ciri kanker tidak kelihatan,” kata Sumarjati. Namun ia memberikan gambaran sedikit, jika seseorang menderita kanker serviks bisa diketahui cirinya di antaranya setelah senggama keluar darah dari vagina, keputihan berbau, jika sudah menjalar sulit untuk buang air besar dan kecil. Untuk mencegah semakin menjalarnya kanker tersebut bisa diatasi dengan vaksin bagi yang telah melakukan senggama, atau melakukan papsmeatr bagi yang belum pernah melakukan hubungan seksual.

Sedangkan ciri-ciri penderita Leukimia atau kanker darah bisa diketahui dan diwaspadai jika seseorang memiliki ciri warna kulit pucat, badan kurus, timbul bercak hitam pada kulit, HB rendah bisa mencapai 4. “Bila penderita bisa mengetahui penyakitnya pada stadium awal bisa disembuhkan. namun rata-rata penderita mengetahui setelah mereka memasuki stadium lanjut,” jelasnya.

Isuzu Pamer Teaser V-Cross Facelift, Meluncur Sebentar Lagi
Fenomena Unik Langit Yunani, Warna Oranye Bak di Planet Mars

Gegara Gurun Sahara, Langit Yunani jadi Oranye bak di Planet Mars

Yunani berubah warna menjadi oranye pekat ketika awan debu yang bertiup melintasi Laut Mediterania dari Afrika Utara menyelimuti daerah Acropolis dan landmark kota Athena

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024