Mengangkat Pamor Tenun Toraja dalam Fashion

Kain tenun Toraja
Sumber :
  • Torajacyber
VIVAnews - Tak hanya batik, tenun juga menjadi kain tradisional yang dapat terus dieksplorasi. Dari tenun Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, hingga Toraja. Kalau saat ini banyak tenun telah berkembang, seperti contohnya tenun Lombok dan Nusa Tenggara yang sudah terkenal, berbeda halnya dengan tenun Toraja. 
Manajemen dan Serikat Pekerja Freeport Teken PKB, Menaker: Bisa Jadi Contoh bagi Perusahaan Lain

Tradisi menenun di tanah Toraja semakin ditinggalkan. Bagi rakyat Toraja, menenun bukanlah sebagai kegiatan utama untuk mencari penghasilan, melainkan hanya sebagai kegiatan sambilan sembari mengerjakan kegiatan rumah tangga yang lain. 
Ibu dan Dua Anak Tertimbun Longsor di Garut Ditemukan

Bahkan, tradisi menenun tidak dilestarikan, sehingga tak ada generasi muda yang meneruskan upaya ini. Kebanyakan generasi muda justru meneruskan hidupnya menjadi TKW di Malaysia. Tak heran kalau penenun Toraja mayoritas berusia lanjut. Dan, tenun Toraja pun terancam 'punah'.
Jeep Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Lebih Murah Usai Tak Laku, Berapa Harga Bekasnya?

"Saat ini, motif-motif tua mulai hilang. Bahkan, hanya ada dua nenek yang bisa membuat motif tua seperti pabunga-bunga," ujar Dinny Jusuf, founder dan CEO Toraja Melo pada talkshow bertajuk Toraja: Tradisi dan Tenun.

Tak hanya itu, menenun dengan warna-warna dan serat-serat alam seperti serat nanas pun sudah ditinggalkan. Alasannya, warna-warna yang dihasilkan tidak menarik minat para wisatawan. Padahal, hal inilah yang dapat membuat nilai jualnya semakin tinggi.

Sudah tiga tahun terakhir Dinny mempromosikan tenun Toraja agar tidak punah. Namun, pengolahan dengan alat sederhana membuatnya semakin sulit untuk dikembangkan. Bahkan, sulitnya listrik di daerah Toraja pun semakin menentukan tenun yang dihasilkan.

Listrik yang belum sepenuhnya masuk ke daerah pelosok Toraja, membuat para penenun memilih warna-warna terang agar bisa dikerjakan di rumah. 

Sebagai pengembangan tenun Toraja, Dinny pun mengusahakan penggunaan beragam warna agar dapat menarik pembeli. Kalau warna-warna khas tenun Toraja adalah hitam, kuning, putih, ia mengembangkan dengan warna-warna yang lebih menarik. 

Pengembangan pun tak hanya dilakukan pada warna. Ia bersama timnya juga berusaha untuk membuat produk layak pakai yang cantik. Dari blouse, kain bawahan, hingga tas, dan sepatu juga dikembangkan. 

"Untungnya tidak ada pakem-pakem khas dalam pengembangan tenun Toraja, jadi kami bisa melakukan pengembangan yang lebih modern tanpa harus merusak nilai lokal yang ada," paparnya. (art)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya